CintaMu Menyakitkan
Pertemuan pertamaku dengan dia membuatku selalu membayangkan wajah yang imut, ganteng, suaranya yang begitu lembut dan kalem. Akupun sering melamunkan dia, andaikan saja aku bisa menjadi pacarnya, betapa bahagianya aku
Tapi sayang semua hanya andai-andai,walaupun aku sudah punya pacar, aku tak peduli,rasa sayang dan cintaku untuk Adi telah sirna, setelah aku tau sifatnya.
Brak...!!! “ ya Allah....” aku tersentak keget,saat Nana memukulkan kedua telapak tanganya diatas meja,seketika dia berhasil membuyarkan lamunanku. ”Ya kan malah ngelamun, katanya mau rapat osis”.!!!
” Ah,,,,,, nana kamu apaan sih? Kalau jantung aku copot bagaimana coba?.”sambil ku elus dadaku, setengah mati aku terkejut banget gara-gara dia.
” Abisnya pagi-pagi gini udah ngelamun, kata emaknya rara itu enggak baik. Ha ha ha ha” nana malah tertawa, merasa puas setelah ngerjain aku.”Terus apa hubunganya ama emaknya rara coba?.” ketusku sewot.”Aduh tata sayang jangan marah donk, aku kan cuma bercanda, emang lagi ngelamunin siapa sih?.” nana menyengol lengan aku genit ” Pasti cowok yang kemarin.”. tambahnya lagi. Seketika wajahku berubah semerah semangka.
”Apaan sih na, nggak ya aku nggak lagi mikirin cowok itu aku....hanya.....hanya... bingung mikirin emm..ide apa yang aku argumentasikan entar.” jawabku mencari alasan.
”Apaan sih na, nggak ya aku nggak lagi mikirin cowok itu aku....hanya.....hanya... bingung mikirin emm..ide apa yang aku argumentasikan entar.” jawabku mencari alasan.
”Begog banget aku ngapai juga aku mikirin putra,dia kan bukan siapa-siapa aku.bego....bego....bego”.keluhku dalam hati.
”Alah bohong, jangan bohong gitu napa? My baby kamu kalau bohong atau nggak itu kelihatan banget.....ini ya....kamu berkeringat, tangan kamu gerak-gerak nggak jelas,jangan bohong deh kita temenan udah 2 tahun. Aku dan anak-anak udah hafal ama sikap dan sifat kamu, lagi bohong atau enggak”.
”Ah..... iya iya, aku mang lagi pikirin putra”.malu rasanya harus mengakui ini.”Sebenarnya aku suka sama dia, tapi aku takut jika suatu saat nanti aku harus kembali sakit hati gara-gara cinta. Mataku lelah jika harus nangisin orang yang aku cinta meninggalkan aku untuk cinta yang lain”. Hampir aku menagis, mataku sudah merah dan dada aku sesak rasanya.”sudah-sudah masa lalu jangan diinget lagi ya my baby.....”curhatku panjang lebar, nana memelukku,menenangkan hatiku yang beberapa bulan ini rapuh.
Untung aja suasana dikelas lagi riuh gemeruh oleh suara teman-temenku setidaknya percakapan diantara kami tak ada yang mendengar. Malu rasanya jika temen-temen tahu aku gampang banget nangis.
Setiap pagi suara temen-temenku bagaikan orang yang lagi jualan dipasar. Maklumlah kami sekolah di SMK swasta terfavorit disalah satu kota Madiun. Kelas kami terdiri dari para teroris kelas yang amat sangat badung, meski kami para cewek kami tak mau ketinggalan dengan cowok-cowok disekolah lain.
”Ibu ketua OSIS ...” teriak seorang temenku menghampiriku dengan nafasnya yang tesengal-sengal dan langsung duduk disebelahku.”Ada apa? Nia kamu kenapa kok engos-engosan gitu.”
”Anak-anak osis udah siap.”
”Hah.... hahaha.” aku tertawa sendiri saat aku liat nia.”Kok malah ketawa.”nia menatap aku heran.
”Abis, kamu sih kenapa mesti lari-lari? Iya ini aku mau nemuin Pak Joko dulu, sekalian ama Kepsek baru keruang rapat.”
”Ya,,, aku kira kamu lupa bu ketua”. Ketus nia sewot.” Ya udah ayo.” aku berdiri dan menarik tangan nia. Sesaat kami telah sampai keruang Kepala Sekolah dan Pak Joko selaku Pembina Osis.
Sejam telah berlalu, rapat Osis telah selesai. Dengan langkah tergesah-gesah aku kembali kekelas, tak ingin rasanya menyia-yiakan waktu. Aku terlalu sering bolos pelajaran karna kegiatan OSIS . Saat didepan kelas mata terbelalak rasanya mataku ingin copot.”Huft......sial. kenapa ada guru BP lagi.”keluhku pelan.
”Permisi bu.” aku masuk dan duduk di bangkuku.“Dari mana kamu?.” Kata guru BP ketus.”Rapat Osis bu.” jawabku santai tapi sopan.setelah puas mengintrogasiku guru BP kembali ceramah seperti biasa. Anak-anak satu kelas ama guru yang satu ini anti banget, selain terkenal suka introgasi. Juga terkenal galaknya minta ampun....dari jaman nenek moyangku yang sekolah disini enggak pernah berubah. Makanya anak-anak julukin guru BP itu Paula.ya pantas aja di panggil gitu hehehe. Sering pula aku berdebat dengan guru satu ini bukan maksud aku berani cuma aku menganggap guru satu ini keterlaluan. Makanya kalau dimarahin aku sering membatah taunya temen-temenku malah dukung aku.
Sore itu jam menujukan 18.30 WIB. Aku mengambil HP diatas meja belajar tiba-tiba mamahku memangilku.”Iya sebentar mah”. Teriakku dari dalam kamar. Langsung saja aku berlari kearah mamah “ Ada apa sih mah? Pasti nyuruh aku ketokokan?” sergaku pada mamaku “ Kamu dicari temen-temem kamu itu”.
“Ohm,,,,, aku kira mau disuruh”.aku tertawa sambil memegang keningku dan berjalan keruang tamu.” My baby,,,,,.” nana memaggilku dengan gaya centilnya.
“ Hay guys” sambutku penuh tawa sambil berjabat tangan ala dan khas temen-temenku.”Bagaimana rencana kita?.” Tanya Kiki kepadaku.”pokoknya kita harus berhasil.” Rara menegaskan.
”Huft,,,,, ya ini aku nggak ngira adi setega itu ama aku, playboy juga ternyata. Semua cowok sama aja.” Ucapku sinis,sambilku pukul-pukulkan genggaman tanganku disofa.” Tenang my baby kita lihat aja entar kita kasih pelajaran ama cowok kamu itu”. Sambung nana.
” Ok guys, aku pengen tau belangnya Adi itu kayak apa?”
” Tapi tata, kamu udah ikhlas kehilangan adi?” ujar kiki padaku.” Jujur guys, aku itu sayang banget ama dia, tapi ngeliat dia di sms cewek yang belum dikenal aja udah agresif banget, gila ya dia nggak mikir perasaanku, nggak dianggap ceweknya lagi. Aku pengen tau gimana reaksi dia tau kalau cewek yang bakalan ditemeuin malam ini, semua karena rencana kita.” tegasku emosi yang sudah memuncak.
” Iya udah ayo sekarang kita berangkat, emm,,,, nana kamu udah sms adi kan?” tambahku lagi.”Udah, beres pokoknya.” nana mengacungkan kedua ibu jarinya.
”E, tunggu deh. Enaknya sekarang aku telepon adi deh, aku pengen tau dia jujur atau nggak ama aku?.”
”Wah, ide bagus itu”.kiki menganguk-ngagukkan kepalanya memberi persetujuan
Tit-tit,kumulai menekan nomor adi.
”Hallo sayang”.suara adi diseberang sana.
“Hallo, lagi dimana sayang”.
“Mau kerumah Omku sayang, ada apa?” tanyanya lagi.
‘ems..... nggak ada apa-apa kok sayang, tanya aja.”
“Aku kira ada apa, emang sayang lagi dimana?”
”Dirumah Ama temen-temen mau belanja yank”. Dasar nyebelin.keluhku dalam hati menahan emosi
”ya udah, sayang hati-hati ya”.
“ Iya sayang, jangan lirik-lirik cewek lain ya”. Kataku menyidir sekaligus biar ngerasa.
“Iya sayang. Ya udah ya, da…..”
tut-tut……suara adi telah hilang.
“ Haduh girl, pinter benget dia, pinter bohong”.rara mengelengkan kepalanya keheranan melihat kebohongan adi cowok yang aku sayangin selama ini.
” Ok..... lets go girls”. Rara bersemangat.
Tak ada 10 menit kami telah sampai ditempat kita janjian ama adi, setelah memarkir kendaran kami.Kami berjalan menuju salah satu cafe disalah satu mall di madiun. Langsung saja kami mencari tempat duduk yang agak sembunyi, biar adi nggak tau aku dicafe itu juga.
” Na, kamu udah siapkan?.” tanyaku pada nana,dia yang aku gunain sebagai wanita pengoda.Selain cantik, nana emang terlihat sangat menarik. Dengan postur badannya yang tinggi dan sexy. Dibandingkan ama aku jauh. Aku cuma cewek biasa, ya ada manis dikit sih. Hehehe.
”Udah. Ok girls aku dah siap kok.” jawabnya sambil tangannya benahin rambutnya yang keriting gantung itu.
” Ya udah sekarang kamu tunggu di meja sebelah sana, kita bertiga awasin kamu
dari sini, handphone kamu pegang terus, ingat jangan sampai adi tau”.
”Ok.” setelah nana siap dia berjalan menuju kemeja yang udah dimaksud.
Setelah kami memesan minum dan menunggu adi beberapa menit tiba-tiba adi dan temennya datang.
” Guys itu adi, dia ama andre dan jono’. Tanganku kutunjukan kearah mereka bertiga sambil kuhentak-hentakkan kakiku dilantai.” Mana ta?”. kiki dan rara bertanya serentak.”Itu cowok yang berdiri bertiga sebelah kanannya nana, nggak jauh dari posisi nana duduk,Emsss,,,,,,,,,, guys Hpku mana? Kita harus segera sms nana.”mintakku cepat-cepat.
” Ini”. Rara menyodorkan handphoneku padaku.”Tenang ta, kamu jangan buru-buru tar malah kacau”.cepat-cepatku sms nana,
”Na, mereka dah datang, sebelah kanan lo. Mereka bertiga. Adi yang tengah,pakai baju hitam- merah” buru-buru aku kirim sms itu kepada nana.
Seketika nana menegok kearah mereka bertiga, dan adi juga tepat pas melihat nana. Nana melambaikan tangan memberi isyarat kepada adi. Adi membalas lambaian itu, entah apa yang dibicarakan adi dan temen-temannya tiba-tiba andre dan jono meninggalkan adi,dan saat itu juga adi berjalan kearah nana.
Aku, Rara , Kiki hanya melihat dari arah yang tak begitu jauh, tapi sayang aku nggak bisa dengar apa yang adi bicara huft sebel.
Adi duduk disebelah nana,mereka berjabat tangan.
” Aduh......... sial aku nggak bisa dengar apa yang mereka bicarakan guys.” kelehuhku pada rara dan kiki sedikit agak berbisik.
”Ya sabar aja. Kita tunggu dan liat aja ok.” ujar kiki
Baru beberapa menit aku liat adi udah pegang-pegang tangan nana. Rasanya hatiku seperti tercabik-cabik api yang membara. Tanpa aku sadari mataku pedih, air mata yang ingin aku tahan tak kuasa lagi aku pendam. Air mata berlinang kepipiku, kuhapus dengan jari-jariku. Rara dan kiki melihatku mereka berusaha menenangkanku, ku telungkupkan kedua telapak tanganku diwajahku, aku menagis tersedu-sedu. ” Aduh ta, kamu yang sabar ya. Adi emang penghianat, dia playboy banget.” rara memelukku mencoba menenangkanku.
”Aku udah nggak tahan lagi,” kulepas pelukan rana, aku berdiri berjalan kearah adi, sambil menagis aku tak peduli orang-orang melihatku. Kiki dan rara mengikutiku dari belakang, sekilas adi melihatku tapi dia memalingkan wajahnya mungkin dia takut melihatku berjalan kearahnya. Aku berdiri didepan adi.
” Adi, kamu bilang kamu kerumah Om kamu?”. Suaraku sedikit serak akibat efek aku menangis, wajah adi terlihat terkejut.” Kamu bohong? Kamu bajingan.” nada suaraku kini mulai tinggi. Kudorong tubuh adi dan berlalu meninggalkannya, aku berlari keluar cafe menuju taman yang tidak jauh dari cafe itu. Aku berlari sekuat mungkin tapi adi mengejarku dia menarik tanganku hingga aku jatuh dalam peluknya, aku meronta melepaskan pelukkannya ku pukulkan tanganku kedada adi.” Ta dengerin aku dulu. Dia itu temenku dia bukan apa-apaku.” adi mencoba menyakinkanku, ku gigit bibirku yang mulai bergetar.’ta, tenang dulu sumpah dia hanya temenku.” ku tatap adi penuh kecewaan yang mendalam.” Kamu bohongin aku, kamu bilang mau kerumah Om kamu, tapi mana kamu malah ama cewek itu, udahlah adi aku udah tau semua tentang kebohongan kamu dan tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.” ku pukulkan tanganku kudada adi berulang-ulang. Adi menahan tanganku.” Ok, kalau kamu nggak percaya,mulai sekarang kita putus”.
Adi meninggalkanku baru selangkah dia pergi aku menjawabnya.” Ok kita putus jangan pernah ganggu aku lagi.” Aku berdiri sambil menangis terisak-isak tiba-tiba aku terjatuh ketanah rasanya kedua lututku tak bertulang lagi,semua orang melihat pertengkaran kami. Rara dan kiki menghampiriku, kulihat adi berjalan kearah nana, rupanya adi belum tau sandiwara kami. Rara mencoba menolongku, tapi kiki mencegahnya.” Jangan ra, biar dia menangis itu pastikan lebih baik untuknya.” ucap kiki pada rara. Kupandang adi dan nana yang tak jauh dari posisiku. ” Na, dengerin aku dulu, dia itu bukan siapa-siapa aku, dia mantanku yang putus seminggu yang lalu.” adi berusaha menjelaskan pada nana. Emang ku akui akting kami malam ini sungguh luar biasa.” Mantan? Kok masih ngejar-ngejar kamu? Sampai segitunya lagi.” nana melipat tangannya, masih dengan aktingnya tanpa membuat adi curiga sama sekali.” Tapi, itu dulu seminggu yang lalu sekarang aku ama dia udah nggak ada hubungan apa-apa.” mendengar kata-kata adi itu hatiku semakin sakit dan benciku padanyanya semakin dalam.” Alah, aku nggak bisa percaya ama kamu.” ketus nana sewot pada adi. Adi memegang kedua tangan nana. ” Na, dengerin aku dulu, aku udah nggak sayang ama dia.” berusaha memberi penjelasan pada nana dengan muka menyakinkan, ”Ya tuhan kenapa ini semua mesti aku alami, seginikah sakit hati yang harus aku jalanin.” tangisku dalam hati. Nana melepaskan gengaman tangan adi, diapun berjalan kearahku dan adi menggejarnya.” Benar kamu mantan adi seminggu yang lalu?” nana bertanya padaku,dia berdiri tepat didepanku, Aku tak menjawab apa-apa bisaku hanya menangis, aku berdiri menatap adi lekat, penuh kecewa. Tiba-tiba adi menarik tanganku agak menjauh dari posisi nana.” Ta please dia hanya temenku.” adi menjelaskan padaku.” Masih bisa ya, kamu jelasin itu keaku, setelah apa yang kamu lakuin keaku, di mana hati nurani kamu?” emosiku kini tak dapat aku bendung lagi. Nana berjalan kearah kami aku sudah tak sanggup berakting lagi. ” Kamu tau nggak? Nana ini sahabat aku, dengan sahabatku aja kamu kayak gini, gimana sikap kamu dengan cewek-cewek kamu yang lain?”. adi nampak sock mendengar ucapanku. ” Wah kamu hebat ya di salut aku ama kamu, playboy juga kamu”. Kata nana dengan tatapan sinis, rara dan kiki yang melihat kami dari tadi berjalan kearah kami.” Udah selesai ya?”. Ucap kiki. Kuhapus air mataku, dan berlalu meninggalkan adi yang terdiam tertegun ditempat.
Diperjalanan pulang, Hp ku terus berbunyi, iya telepon dan sms dari adi. Rasa sakitku dan kebenciaanku padanya telah mengahapus rasa sayangku, HP ditanganku kumatikan dari malam itu hingga pagi tak ku aktifkan Penghianatan ini tak pernah aku lupakan sampai kapanpun. Ingin dekat dengan putra?? Ah entahlah, hati ini masih sakit.
Ini bukan sebuah darma ataupun aku nyotek dalam sebuah flim ataupun acara di TV, ini kenyataan yang aku alamin dalam hidupku. Ku coba banget dari ketepurukan dan jika saja ini sinetron yang bisa dibuat-buat ingin rasanya tak berakhir seperti ini. Satu pelajaran yang aku dapat dari kejadian ini. ”JANGAN MUDAH JATUH CINTA, KARNA KITA JUGA MUDAH DIJATUHKAN OLEH CINTA”
__________________________
______________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar